Jumat, 23 Desember 2016

Masyarakat Madani

Masyarakat Madani

1.      Apa itu Masyarakat Madani?
Masyarakat Madani (civil society) dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan mamaknai kehidupannya. Kata madani sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya civil atau civilized (beradab). Istilah masyarakat madani adalah terjemahan dari civil atau civilized society, yang berarti masyarakat yang berperadaban.
Masyarakat Madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui, emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.

Ø  Pengertian Masyarakat Madani Menurut Para Ahli
Ada banyak sekali pendapat ahli ataupun organisasi mengenai definisi masyarakat madani. Berikut ini beberapa diantaranya yang terbilang cukup populer :
1.      Thomas Paine
Thomas Paine mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah ruang dimana warganya dapat mengembangkan kepribadian dan diri sendiri, serta dapat memberikan peluang untuk pemenuhan kepentingan secara bebas tanpa ada paksaan sama sekali.
2.      Nurcholis Madjid
Menurut Nurcholis Madjid, masyarakat madani merupakan masyarakat yang merujuk pada kehidupan masyarakat Islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad Saw di Madinah. Masyarakat madani dalam hal ini wajib memenuhi beberapa ciri seperti egalitarianisme, keterbukaan, keadilan dan penegakan hukum, toleransi dan pluralisme, musyawarah, serta menghargai prestasi antar sesamanya.
3.      Rahardjo
Masyarakat madani merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat yang saling bekerja sama dalam membangun hubungan sosial dan soildaritas masyarakat yang didasarkan pada integrasi sosial.
4.      Muhammad A.S. Hikam
Masyarakat madani adalah kehidupan sosial yang terorganisasi serta ditandai dengan adanya kesukarelaan, keswasembadaan, dan kemandirian masyarakat terhadap negaranya yang dilindungi oleh aturan dan nilai-nilai hukum.
5.      Gellner
Menurutnya, pengertian masyarakat madani adalah sekelompok institusi/lembaga dan asosiasi yang cukup kuat untuk mencegah tirani politik, baik oleh negara maupun komunal/komunitas. 
6.      Dawan Rahardjo
Menurutnya, pengertian masyarakat madani adalah proses penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama. 
7.      M. Hasyim
Masyarakat Madani adalah masyarakat yang selalu memelihara perilaku yang beradab, sopan santun berbudaya tinggi, baik dalam menghadapi sesama manusia atau alam lainnya.
8.      Perserikatan Bangsa-Bangsa
Masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi  dan menghargai hak asasi dan tanggung jawab manusia.

2.      Siapa yang Mengemukakan konsep Masyarakat Madani?
Untuk pertama kali istilah Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menteri Malaysia, dan dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid yaitu seorang pemikir Islam, cendakiawan, dan budayawan Indonesia. Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau keinginan individu.


3.      Kapan teori Masyarakat Madani di kemukakan?
Ø  Pada tahun 622 M, Nabi Muhammad SAW membangun istilah Masyarakat Madani yang mengacu pada konsep Civil Society, juga berdasarkan pada konsep negara-kota Madinah.
Ø  Konsep Masyarakat Madani, atau dalam khazanah barat dikenal sebagai Civil Society, muncul pada masa pencerahan (Renainssance) di Eropa melalui pemikiran John Locke pada abad ke 18 dan Emmanuel Kant pada abad ke 19.
Ø  Masyarakat Madani pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada simposium nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara festival Istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta.

4.      Dimana diterapakan teori Masyarakat Madani?
            Prinsip terciptanya Masyarakat Madani bermula sejak hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Mekkah ke Yatsrib. Hal tersebut terlihat dari tujuan hijrah sebagai sebuah refleksi gerakan penyelamatan aqidah dan sebuah sikap optimisme dalam mewujudkan cita-cita membentuk yang Madaniyyah (beradab).

5.      Mengapa teori Masyarakat Madani ada?
1.      Adanya masyarakat Madani untuk mencegah agar tidak ada diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan atau dengan kata lain kehidupannya akses terhadap berbagai pelayanan sosial.
2.      Agar terciptanya  sikap saling menghargai perbedaan antarbudaya dan kepercayaan yang ada dalam masyarakat.
3.      Adanya Masyarakat Madani agar terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga ekonomi, hukum dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.
4.      Agar terciptanya rasa nyaman dalam hidup bermasyarakat.


6.      Bagaimana cara menerapakan Masyarakat Madani?
Proses menuju masyarakat madani memiliki arti melakukan langkah-langkah kegiatan atau  upaya-upaya bahkan mereformasi kondisi yang sudah ada ke arah suatu masyarakat yang agamis, menyeimbangkan antara hak dan kewajiban dalam masyarakat, mengedepankan sikap saling menghormati,demokratis,mempertahankan tata nilai budaya,tanggung jawab, sikap mandiri, dan otonom dari pengaruh kekuasaan untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan tertentu. Menurut M. Dawam Rahadjo hubungan antara masyarakat madani dengan demokrasi bagaikan dua sisi mata uang, keduanya bersifat saling mendukung dan tidak dapat dipisahkan. Karena hanya dalam masyarakat madani yang kuatlah demokrasi dapat ditegakkan dengan baik, dan hanya dalam suasana yang demokratislah  masyarakat madani dapat berkembang secara wajar. Proses menuju masyarakat yang madani pada dasarnya tidaklah mudah, karena harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.    Adanya perbaikan di sektor ekonomi, dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat dan dapat mendukung kegiatan pemerintahan.
2.    Tumbuhnya intelektualitas dalam rangka membangun manusia yang memiliki komitmen untuk independen.
3.    Terjadinya pergeseran budaya dari masyarakat yang berbudaya paternalistic menjadi budaya yang lebih modern dan lebih independen.
4.    Berkembangnya pluralism dalam kehidupan yang beragam.
5.    Adanya partisipasi aktif dalam menciptakan tata pamong yang baik.

6.    Adanya keimanan dan ketaqwaan  kepada Tuhan yang melandasi moral kehidupan.


*Disusun dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar