Masyarakat Madani
1.
Apa itu Masyarakat Madani?
Masyarakat Madani (civil society) dapat diartikan sebagai
suatu masyarakat yang
beradab dalam membangun, menjalani, dan mamaknai kehidupannya. Kata madani
sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya civil atau civilized
(beradab). Istilah masyarakat madani adalah terjemahan dari civil atau
civilized society, yang berarti masyarakat yang berperadaban.
Masyarakat
Madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu masyarakat yang demokratis,
menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan, toleransi, berpotensi,
aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki bandingan, mampu
berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui, emansipasi, dan hak
asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.
Ø Pengertian Masyarakat
Madani Menurut Para Ahli
Ada banyak sekali pendapat ahli
ataupun organisasi mengenai definisi masyarakat madani. Berikut ini beberapa
diantaranya yang terbilang cukup populer :
1.
Thomas
Paine
Thomas Paine mendefinisikan
masyarakat madani sebagai sebuah ruang dimana warganya dapat mengembangkan
kepribadian dan diri sendiri, serta dapat memberikan peluang untuk pemenuhan
kepentingan secara bebas tanpa ada paksaan sama sekali.
2.
Nurcholis
Madjid
Menurut
Nurcholis Madjid, masyarakat madani merupakan masyarakat yang merujuk pada
kehidupan masyarakat Islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad Saw di Madinah.
Masyarakat madani dalam hal ini wajib memenuhi beberapa ciri seperti
egalitarianisme, keterbukaan, keadilan dan penegakan hukum, toleransi dan
pluralisme, musyawarah, serta menghargai prestasi antar sesamanya.
3.
Rahardjo
Masyarakat madani merupakan cerminan
dari kehidupan masyarakat yang saling bekerja sama dalam membangun hubungan
sosial dan soildaritas masyarakat yang didasarkan pada integrasi sosial.
4.
Muhammad
A.S. Hikam
Masyarakat madani adalah kehidupan
sosial yang terorganisasi serta ditandai dengan adanya kesukarelaan,
keswasembadaan, dan kemandirian masyarakat terhadap negaranya yang dilindungi
oleh aturan dan nilai-nilai hukum.
5.
Gellner
Menurutnya,
pengertian masyarakat madani adalah sekelompok institusi/lembaga dan asosiasi
yang cukup kuat untuk mencegah tirani politik, baik oleh negara maupun
komunal/komunitas.
6. Dawan
Rahardjo
Menurutnya,
pengertian masyarakat madani adalah proses penciptaan peradaban yang mengacu
kepada nilai-nilai kebijakan bersama.
7.
M. Hasyim
Masyarakat
Madani adalah masyarakat yang selalu memelihara perilaku yang beradab, sopan
santun berbudaya tinggi, baik dalam menghadapi sesama manusia atau alam
lainnya.
8. Perserikatan
Bangsa-Bangsa
Masyarakat madani adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai
demokrasi dan menghargai hak asasi dan tanggung jawab manusia.
2.
Siapa yang
Mengemukakan konsep Masyarakat Madani?
Untuk
pertama kali istilah Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menteri Malaysia, dan
dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid yaitu seorang pemikir Islam,
cendakiawan, dan budayawan Indonesia. Menurut Anwar
Ibrahim, masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan
prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan
kestabilan masyarakat. Inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa
pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan
bukan nafsu atau keinginan individu.
3.
Kapan teori Masyarakat Madani di kemukakan?
Ø
Pada tahun 622 M, Nabi Muhammad SAW membangun istilah Masyarakat Madani
yang mengacu pada konsep Civil Society, juga berdasarkan pada konsep
negara-kota Madinah.
Ø
Konsep Masyarakat Madani, atau dalam khazanah barat dikenal sebagai Civil
Society, muncul pada masa pencerahan (Renainssance) di Eropa melalui pemikiran
John Locke pada abad ke 18 dan Emmanuel Kant pada abad ke 19.
Ø
Masyarakat Madani pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim
dalam ceramahnya pada simposium nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara
festival Istiqlal, 26 September 1995 di Jakarta.
4.
Dimana diterapakan teori Masyarakat Madani?
Prinsip terciptanya Masyarakat Madani
bermula sejak hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya dari Mekkah
ke Yatsrib. Hal tersebut terlihat dari tujuan hijrah sebagai sebuah refleksi
gerakan penyelamatan aqidah dan sebuah sikap optimisme dalam mewujudkan
cita-cita membentuk yang Madaniyyah (beradab).
5.
Mengapa teori Masyarakat Madani ada?
1.
Adanya masyarakat Madani untuk mencegah agar tidak ada diskriminasi dalam
berbagai bidang pembangunan atau dengan kata lain kehidupannya akses terhadap
berbagai pelayanan sosial.
2.
Agar terciptanya sikap saling menghargai
perbedaan antarbudaya dan kepercayaan yang ada dalam masyarakat.
3.
Adanya Masyarakat Madani agar terselenggaranya sistem pemerintahan yang
memungkinkan lembaga-lembaga ekonomi, hukum dan sosial berjalan secara
produktif dan berkeadilan sosial.
4.
Agar terciptanya rasa nyaman dalam hidup bermasyarakat.
6.
Bagaimana cara menerapakan Masyarakat Madani?
Proses menuju masyarakat madani
memiliki arti melakukan langkah-langkah kegiatan atau upaya-upaya bahkan
mereformasi kondisi yang sudah ada ke arah suatu masyarakat yang agamis, menyeimbangkan
antara hak dan kewajiban dalam masyarakat, mengedepankan sikap saling
menghormati,demokratis,mempertahankan tata nilai budaya,tanggung jawab, sikap
mandiri, dan otonom dari pengaruh kekuasaan untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan
tertentu. Menurut M. Dawam Rahadjo hubungan antara masyarakat madani dengan
demokrasi bagaikan dua sisi mata uang, keduanya bersifat saling mendukung dan
tidak dapat dipisahkan. Karena hanya dalam masyarakat madani yang kuatlah
demokrasi dapat ditegakkan dengan baik, dan hanya dalam suasana yang
demokratislah masyarakat madani dapat berkembang secara wajar. Proses
menuju masyarakat yang madani pada dasarnya tidaklah mudah, karena harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Adanya perbaikan di sektor ekonomi,
dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat dan dapat mendukung kegiatan
pemerintahan.
2. Tumbuhnya intelektualitas dalam
rangka membangun manusia yang memiliki komitmen untuk independen.
3. Terjadinya pergeseran budaya dari
masyarakat yang berbudaya paternalistic menjadi budaya yang lebih modern dan
lebih independen.
4. Berkembangnya pluralism dalam
kehidupan yang beragam.
5. Adanya partisipasi aktif dalam
menciptakan tata pamong yang baik.
6. Adanya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang melandasi moral kehidupan.
*Disusun dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar